Rabu, 18 Mei 2016

Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Perkembangan Anak Usia SD/MI

PERAN KELUARGA DAN MASYARAKAT
DALAM PERKEMBANGAN ANAK USIA SD/MI

A.           Peran Keluarga dalam Perkembangan Belajar Peserta Didik Usia SD/MI
Para sosiolog meyakini bahwa keluarga memiliki peran penting dalam menentukan kemajuan suatu bangsa, sehingga mereka berteori bahwa keluarga adalah unit yang penting sekali dalam masyarakat. Oleh karena itu para sosiolog meyakini bahwa segala macam kerusakan yang terjadi di dalam masyarakat merupakan akibat lemahnya institusi/lembaga keluarga.
Keluarga merupakan tempat yang paling awal dan efektif untuk menjalankan fungsi departemen kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan. Jika keluarga gagal untuk megajarkan kejujuran, semangat, keinginan untuk menjadi yang terbaik dan menguasai kemampuan-kemampuan dasar, maka akan sulit sekali bagi institusi lain untuk memperbaiki kegagalannya. Karena kagagalan keluarga dalam membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang berkarakter buruk atau tidak berkarakter. Oleh karena itu setiap keluarga harus memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan karakter anak di rumah.
Berikut ini merupakan fungsi keluarga dalam pembentukan kepribadian dan mendidik anak di rumah:
1.             Sebagai pengalaman pertama masa kanak-kanak.
2.             Menjamin kehidupan emosional anak.
3.             Menanamkan dasar pendidikan moral anak.
4.             Memberikan dasar pendidikan sosial.
5.             Meletakan dasar-dasar pendidikan agama.
6.             Bertanggung jawab dalam memotivasi dan mendorong keberhasilan anak.
7.             Memberikan kesempatan belajar dengan mengenalkan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi kehidupan kelak sehingga ia mampu menjadi manusia dewasa yang mandiri.
8.             Menjaga kesehatan anak sehingga ia dapat dengan nyaman menjalankan proses belajar yang utuh.
B.            Fungsi Keluarga/Orang Tua dalam Mendukung Perkembangan Anak Usia SD/MI
Untuk dapat menjalankan fungsi secara maksimal, orang tua harus memiliki kualitas diri yang memadai sehingga anak-anak akan berkembang sesuai dengan harapan. Artinya orang tua harus memahami hakikat dan peran mereka sebagai orang tua dalam membesarkan anak dan membekali diri dengan ilmu tentang pola pengasuhan yang tepat, pengetahuan tentang pendidikan yang dijalani anak serta ilmu tentang perkembangan anak, sehingga tidak salah dalam menerapkan suatu bentuk pola pendidikan terutama dalam pembentukan kepribadian anak yang sesuai dengan tujuan pendidikan itu sendiri, yaitu untuk mencerdasakan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur serta memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pendampingan orang tua dalam pendidikan anak diwujudkan dalam suatu cara-cara orang tua mendidik anak. Cara orang tua mendidik anak inilah yang disebut sebagai pola asuh. Setiap orang tua berusaha menggunakan cara yang paling baik menurut mereka dalam mendidik anak. Untuk mencari pola yang terbaik maka hendaklah orang tua mempersiapkan diri dengan beragam pengetahuan untuk menemukan pola asuh yang tepat dalam mendidik anak.
1.       Pola Asuh Otoritative (Otoriter)
a.              Cenderung tidak memikirkan apa yang terjadi  di kemudian hari, lebih fokus pada masa kini.
b.             Untuk kemudahan orang tua dalam  pengasuhan.
c.              Menilai dan menuntut anak untuk mematuhi standar mutlak yang ditentukan sepihak oleh orang tua.
Efek pola asuh otoriter terhadap perilaku belajar anak:
a.              Anak menjadi tidak percaya diri, kurang spontan, ragu-ragu dan pasif, serta memiliki masalah konsentrasi dalam belajar.
b.             Anak menjalankan tugas-tugasnya lebih disebabkan karena takut mendapat hukuman.
c.              Di sekolah memiliki kecenderungan berperilaku antisosial dan agresif.
2.       Pola Asuh Permisive (Pemanjaan)
a.              Segala sesuatu terpusat pada kepentingan anak dan orang tua/pengasuh tidak berani menegur, takut anak menangis dan khawatir anak kecewa.
Efek pola asuh permisif terhadap perilaku belajar anak:
a.              Anak memang menjadi tampak responsif dalam belajar, namun tampak kurang matang (manja), mementingkan diri sendiri atau egois, kurang percaya diri (cengeng) dan mudah menyerah dalam menghadapi hambatan atau  kesulitan dalam tugas-tugasnya.
b.             Tidak jarang perilakunya disekolah menjadi agresif.
3.       Pola Asuh Indulgent (Penelantaran)
a.              Kurang memperhatikan perkembangan psikis anak.
b.             Anak dibiarkan berkembang sendiri.
c.              Orang tua lebih memprioritaskan kepentingannya sendiri karena kesibukan.
d.             Menelantarkan secara psikis.
Efek pola asuh indulgent terhadap perilaku belajar anak:
a.              Anak dengan pola asuh ini paling potensial telibat dalam kenakalan remaja seperti penggunaan narkoba, merokok diusia dini dan tindak kriminal lainnya.
b.             Impulsive dan agresif serta kurang mampu berkonsentrasi pada suatu aktivitas atau kegiatan.
c.              Anak memiliki daya tahan terhadap frustrasi rendah.
4.       Pola Asuh Autoritatif (Demokratis)
a.              Menerima anak sepenuh hati, memiliki wawasan kehidupan masa depan yang dipengaruhi oleh tindakan-tidakan masa kini.
b.             Memprioritaskan kepentingan anak, tapi tidak ragu-ragu mengendalikan anak.
c.              Membimbing anak kearah kemandirian, menghargai anak yang memiliki emosi dan pikirannya sendiri.

Efek pola asuh autoritatif terhadap perilaku belajar anak:
a.              Anak lebih mandiri, tegas terhadap diri sendiri dan memiliki kemampuan introspeksi serta pengendalian diri.
b.             Mudah bekerjasama dengan orang lain dan kooperatif terhadap aturan.
c.              Lebih percaya diri akan kemampuannya menyelesaikan tugas-tugas.
d.             Mantap, merasa aman dan menyukai serta semangat dalam tugas-tugas belajar.
e.              Memiliki keterampilan sosial yang baik dan terampil menyelesaikan permasalahan.
f.              Tampak lebih kreatif dan memiliki motivasi berprestasi.
Menyepakati pola asuh yang paling efektif dalam keluarga adalah penting, karena pola asuh pada tahun-tahun awal kehidupan seseorang akan melandasi kepribadiannya dimasa datang. Perilaku dewasa dan ciri kepribadian dipengaruhi oleh berbagai peristiwa yang terjadi selama tahun-tahun awal kehidupan, artinya antara masa anak-anak dan dewasa memiliki hubungan berkesinambungan.
Dengan mengetahui bagaimana pengalaman membentuk seorang individu, akan menjadikan kita lebih bijaksana dalam membesarkan anak-anak. Banyak masalah yang dihadapi disekolah  (agresif, ketidakramahan dan beragam gangguan kesulitan belajar) mungkin dapat dihindari bila kita lebih memahami perilaku anak dan sikap orang tua mempengaruhi anak-anaknya, serta bagaimana menanganinya pada usia dini.
Kesalahan keluarga dalam mendidik anak mempengaruhi perkembangan kecerdasan emosi anak. Kesalahan dalam pengasuhan anak akan berakibat pada kegagalan dalam pembentukan karakter yang baik. Beberapa kesalahan orang tua dalam mendidik anak dapat mempengaruhi kecerdasan emosi anak, diantaranya adalah:
1.             Orang tua kurang menunjukan ekspresi kasih sayang baik secara verbal maupun fisik.
2.             Kurang meluangkan waktu untuk anak.
3.             Orang tua bersikap kasar secara verbal. Misalnya dengan menyindir anak dan mengecilkan anak serta berkata-kata kasar.
4.             Bersikap kasar secara fisik. Misalnya memukul, mencubit atau memberikan hukuman badan lainnya.
5.             Orang tua terlalu memaksa anak untuk menguasai kemampuan kognitif secara dini.
6.             Orang tua tidak menanamkan karakter yang baik pada anak.
Sebagai orang tua, maka perlu mengetahui tugas-tugas perkembangan anak pada tiap usianya untuk mempermudah penerapan pola pendidikan dan mengetahui kebutuhan optimalisasi perkembangan anak.
1.             Tugas perkembangan adalah suatu tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu yang jika berhasil akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas berikutnya, tetapi kalau gagal  akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menjalankan tugas-tugas berikutnya.
2.             Perkembangan manusia dikelompokan menjadi: Masa prenatal, Masa bayi, Masa kanak-kanak, Masa puber, Masa remaja, Masa dewasa.
3.             Setiap tahap perkembangan memiliki tugas belajarnya sendiri, mulai dari tugas belajar untuk perkembangan motorik, intelektual, sosial, emosi dan kreativitas.
4.             Setiap tahap perkembangan anak ada tugas-tugas yang harus dilewati dan ada kebutuhan yang harus dipenuhi, sehingga orang tua dapat lebih realistis dalam menerapkan suatu pengajaran dan lebih memahaminya.
Pada umumnya di masyarakat, pengertian orang tua adalah orang yang telah melahirkan kita yaitu Ibu dan Bapak. Ibu dan Bapak adalah orang yang mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara memberikan contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Selain itu mereka juga telah memperkenalkan anaknya ke dalam hal-hal yang terdapat di dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti oleh anak. Oleh karena itu, pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dari orang tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi anak dan pemikirannya dikemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di permulaan hidupnya dahulu.
Jadi, orangtua memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas perkembangan dan pendidikan anak-anak. Kunci pertama dalam mengarahkan pendidikan dan membentuk mental pada anak terletak pada peranan orang tuanya, sehingga baik buruknya budi pekerti itu tergantung kepada budi pekerti orang tuanya. 

C.           Perkembangan Anak di Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat bisa juga disebut sebagai lingkungan sosial, yaitu lingkungan dimana anak berinteraksi dengan orang lain yang lebih luas lagi. Anak adalah bagian dari masyarakat yang saling berinteraksi satu sama lain dimana anak dapat memberikan pengaruh pada lingkungannya juga sebaliknya, anak dapat menerima pengaruh dari lingkungan masyarakat tersebut.
Pengalaman-pengalaman interaksional anak pada masyarakat ini akan memberi kontribusi tersendiri dalam pembentukan perilaku perkembangan pribadi. Masyarakat adalah gabungan dari keluarga-keluarga dan individu-individu yang hidup dalam suatu wilayah dan memiliki budaya bersama. Baik atau tidaknya suatu masyarakat akan tergantung kepada keluarga–keluarga yang membangun masyarakat yang bersangkutan.
Lingkungan masyarakat dapat berperan membentuk karakter anak. Misalnya lingkungan tempat tinggal di asrama polisi atau tentara, anak-anak yang tinggal disana cenderung lebih berani karena mereka merasakan adanya label dari orangtuanya. Mereka juga besikap lebih semena-mena kepada teman-temannya yang lain. Lingkungan yang seperti ini akan membentuk karakter anak menjadi keras, pribadi yang galak dan apa yang dia inginkan harus segera terlaksana. Ataupun dengan memilih tinggal di tengah-tengah kota besar, yang mana sesama tetangga tak saling mengenal satu sama lain, lingkungan yang seperti ini dapat membentuk karakter yang tidak baik juga pada anak, anak jadi terbiasa untuk tidak peka terhadap orang lain, merasa tidak memerlukan orang lain dalam hidupnya, sikap individualismenya juga akan sangat terlihat.
Lingkungan masyarakat juga dapat berpengaruh sebaliknya yaitu berpengaruh baik bagi anak. Misalnya dengan memilih tinggal di sebuah perkampungan di pinggiran kota. Apabila di lingkungan tersebut terdapat masjid, para remajanya pun aktif dan antusias dalam kegiatan-kegiatan syiar agama untuk masyarakat sekitar, baik orang tua, remaja bahkan anak-anak kecil. Suasana lingkungan menjadi hidup, dinamis, agamis, harmonis serta menyenangkan hati masyarakat yang tinggal di lingkungan tersebut. Anak-anakpun terbentuk karakter yang sopan santun, beradaptasi, berempati, serta dapat menjadi manusia yang berjiwa sosial. Lingkungan masyarakat di pondok pesantren dimana nilai-nilai agama dijunjung tinggi merupakan lahan yang subur bagi keluarga dan anak dalam membina kehidupan berperilaku agama, lingkungan masyarakat akademik dapat menumbuhkan minat akademik anak, lingkungan masyarakat bisnis menimbulkan minat bisnis anak. jadi pengalaman interaksional pada masyarakat akan memberi konstribusi tersendiri dalam pembentukan perilaku anak.
Di lingkungan masyarakat, anak juga akan menemukan masa dimana ia akan berinteraksi dengan media informasi. Pada zaman sekarang ini media informasi yang berasal dari televisi, majalah, internet dan sebagainya sangat berperan dominan terhadap kehidupan anak. Semua itu bisa memberikan pengaruh positif maupun negatif bagi anak.
Di era informasi ini, peran media informasi dalam kehidupan sangat dominan. Saat ini, kita dapat menyaksikan betapa berjamurnya TV swasta, parabola, dan internet. Semua ini dapat memberikan pengaruh negatif bagi anak–anak apabila mereka menyaksikan tayangan TV tanpa ada pengawasan dari orang tua. Penggunaan internet juga tidak kalah berbahaya apabila tanpa pengawasan, karena banyaknya informasi–informasi yang tidak layak konsumsi bagi anak-anak. Namun selain pengaruh negatif, media informasi juga memberikan pengaruh positif  bagi perkembangan anak, khususnya dalam mengkondisikan anak berburu informasi dan pengetahuan. Saat ini ada jutaan informasi yang dapat diperoleh dengan mudah melalui internet hanya dalam hitungan detik saja. Bahkan, kementrian pendidikan pun telah meluncurkan Buku Sekolah Elektronik yang dapat di download oleh semua pengguna internet. Hal ini tentunya dapat membantu siswa dalam belajar dan mendapatkan buku tambahan selain yang digunakan di sekolah.


DAFTAR PUSTAKA

....2011.Pengaruh Lingkungan Terhadap Perkembangan Anak. Online

Huwaida, Aisya.2013. Peran Keluarga dan Sekolah. Online.

........Peran Keluarga dalam Mendidik Anak dari Usia Dini Hingga Dewasa. Online.

Ramly.2012.Perkembangan Anak dilingkungan. Online.

….2012.Pengaruh Lingkungan Terhadap Karakter Anak. Online.



0 komentar:

Posting Komentar

Social Profiles

Twitter Facebook Google Plus LinkedIn RSS Feed Email Pinterest

KOLAM IKAN

CLOCK

VISITORS

Flag Counter

about

Hello Kitty Winking Pointer

ABOUT

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.

Copyright © Desy Agustina Riyanto | Powered by Blogger
Design by Lizard Themes | Blogger Theme by Lasantha - PremiumBloggerTemplates.com