CERITA ANAK
Di
sebuah desa, ada seorang anak yang bernama Desy. Dia masih duduk dibangku SD
kelas 4. Desy termasuk anak pandai dikelasnya. Hampir setiap tahun dia selalu
memperoleh peringkat 5 besar. Dia merupakan anak bungsu dari keluarga pak
Sugeng dan ibu Khayumi.
Pada
suatu hari, ketika Desy sedang berangkat menuju ke sekolah. Dia bertemu dengan
teman sebangkunya di persimpangan jalan dekat rumahnya. Namanya adalah Ayuni, Mereka
berdua bertetangga dan mereka sudah bersahabat sejak kecil. Setiap pagi mereka
berdua selalu berangkat bersama ke sekolah dengan berjalan kaki.
Suatu
ketika saat mereka dalam perjalanan ke sekolah, Desy melihat seekor anak sapi
milik warga desa yang sedang berkeliaran. Tanpa sepengetahuan Ayuni, tiba-tiba Desy
mengambil sebuah batu kerikil di tepi jalan dan melempar batu tersebut ke arah
anak sapi itu. kemudian anak sapi itu terkejut dan mengejar mereka berdua
sehingga mereka berdua lari ketakutan. Beberapa menit setelah kejadian itu, akhirnya
mereka berdua tiba di sekolah. Namun, bel pelajaran pertama sudah berbunyi. Desy
dan Ayuni segera memasuki kelas dan mereka melakukan kegiatan belajar seperti
biasanya. Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB, Desy dan Ayuni
segera kembali kerumah masing-masing karena jam pelajaran disekolah sudah
selesai.
Sesampainya
dirumah, Desy menceritakan kejadian yang dialaminya tadi pagi ke ibunya
sehingga sang ibu tertawa melihat aksi anaknya yang sangat jahil, kemudian sang
ibu mengelus kepala Desy dengan lembut dan penuh kasih sayang sambil berkata
“jangan pernah mengganggu hewan yang tidak mengganggu kita, nak”. Setelah itu,
sang ibu menyuruh Desy untuk berganti pakaian dan mengajaknya makan siang
bersama.
Ketika
hari sudah mulai sore. Desy segera mandi kemudian dia mulai mengerjakan PR di
kamar. Beberapa saat setelahnya, sang ibu memanggil dan menyuruhnya ke halaman.
Mendengar perintah dari sang ibu, Desy keluar dari kamar dan menuju ke halaman dan
dia langsung menghampiri ibunya. Setelah itu, Dia terkejut melihat ayahnya sedang
membawakan sepeda baru untuknya. Dengan perasaan bahagia, Desy berlari menuju ayahnya kemudian dia memeluknya,
setelah itu ia mulai menaiki sepeda barunya. Akan tetapi, Desy belum bisa
mengendarai sepeda barunya itu. Sehingga dia terjatuh berulang kali saat
mengendarai sepeda barunya itu. Sepeda itu merupakan hadiah dari ayah dan
ibunya karena Desy sudah berhasil mendapatkan peringkat 2 besar.
Setelah
beberapa hari kemudian, Desy meminta izin kepada ibunya untuk pergi bermain di
lapangan dekat sekolahnya. Akan tetapi sang ibu tidak mengizinkan ia pergi
karena cuaca sedang gelap. Namun Desy menghiraukan perintah sang ibu. Ia tetap
ingin pergi bermain bersama teman-temannya di lapangan dengan mengendarai
sepada barunya itu.
Saat
Desy dan teman-temannya sedang bermain di lapangan, Desy sangat asyik dengan
permainannya sehingga dia tidak mengetahui jika sepeda yang baru dibelikan
ayahnya beberapa hari yang lalu telah dicuri oleh orang yang tidak dia kenal.
Kejadian itu membuat Desy menangis sangat keras sekali sehingga salah satu
penghuni rumah yang jaraknya tidak jauh dari lapangan itu langsung menghampirinya.
Kemudian dia menyuruh Desy pulang dan mengantarkannya.
Peristiwa
yang dialaminya itu membuat Desy sangat menyesal karena tidak mendengarkan
perintah ibunya. Walaupun Ibu dan ayah Desy saat itu sudah merelakan pemberiannya,
namun Desy tetap merasa sudah mengecewakan orang tuanya. Dan sejak saat itu
hingga sekarang, Desy selalu mendengarkan dan melaksanakan perintah orang
tuanya terutama sang ibu.
Desy Agustina R. |
0 komentar:
Posting Komentar